Rabu, 24 November 2010

LINUX PART I

Linux adalah sistem operasi yang open souce atau gratis. Linux memiliki grafik yang bagus dan bentuk aplikasi yang berbeda dari windows. Dari pengalaman saya dalam sistem operasi komputer saya menyarankan pada kalian yang baca untuk pakai linux. Karena Linux adalah opensource, masih sedikit virus yang diciptakan untuk linux. Linux mempunyai efek- efek yang tidak dipunyai windows seperti efek api, jendela goyang , efek mimize maximize. Tapi memang linux sedikit susah dibandingkan windows dan itu disebabkan karena masih sedikit pengguna linux. Jadi kalu kalian mau pakai linux lebih baik kalian buat kompi kalian jadi makai 2 OS(linux dan windows). Linux ada macam –macam distronya seperti redhat, ubuntu, debian, opensusse( baru itu yang saya ketahui). Tapi dari semua itu yang saya tahu cara makainya(meskipun belum banyak) yaitu ubuntu. Saya pakai ubuntu versi 10.04. Cara installnya sih gampang cuma tinggal masukin CD installernya terus klik next aja. Tapi kalau kalian mau pakai 2 OS tinggal kalian partisi aja lewat control panel-system and security-administrative tools-computer management. Pilih disk management lalu kalian pilih disk yang kalian mau partisi(jangan partisi disk C karena itu tempat sistem OS windows). Setelah itu kalian klik kanan lalu pilih Shrink Volume. Lalu masukin aja space yang kalian mau buat linux(saya saranin minimal 30 GB). Jangan sampai lupa kalo itu satuannnya MB jadi nanti kalian tulis misal 30000. Lalu tinggal kalian klik Shrink. Setelah itu kalian buat partisi lagi dengan space 1 GB(saya kurang tau buat apa kegunaan partisi yang ini dan saya kurang tahu partisi ini berguna atau tidak). Nah setelah itu tinggal kalian masukin CD-nya lalu restart. Kemudian kalian masuk ke BIOS dengan menekan F11(untuk masuk ke BIOS bisa beda karena beda merk kompi beda juga caranya). Lalu kalian tinggal jalanin aja. INGAT! jangan langsung memilih install ubuntu software tapi pilih Try without install ubuntu. Setelah kalian masuk kalian pilih install. Terus jalanin aja sesuai petunjukya. Nah itu cara install. Untuk efek ubuntu, tunggu postingan saya selanjutnyA di LINUX PART II

Selasa, 23 November 2010

Manga

Manga adalah komik jepang yang berbentuk kartun dan disukai tidak hanya oleh anak –anak tetapi juga orang dewasa. Manga dibuat oleh mangaka( orang yang membuat manga). Dalam pembuatannya, manga menggunakan teknik penggambaran yang sederhana. Tetapi meskipun begitu manga berbeda dengan komik lain karena gambar pada manga biasanya dibuat agar sama dengan kenyataan(realistis) biasanya pada bagian wajah. Dan kadang – kadang manga juga digambar menggunakan teknik Shotacon dan Lolicon. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone. Contoh manga yang digambarkan dengan teknik ini adalah Vagabonds. Vagabons digambarkan hampir realistis seperti pada teknik pengarsiran, setting tampilan, dan lain-lain. Tetapi vagabons masih dikategorikan manga karena terdapat gaya penggambaran mata yang sama pada umumnya. Gambar pada manga pasti juga akan mengalami perubahan goresan meskipun tidak terlalu mencolok karena manga dibuat oleh tangan manusia. Contoh:Tokoh pada komik Naruto mengalami perubahan – perubahan goresan sehngga tampak sedikit perubahan meskipun tidak mendetail. Manga dikategorikan menjadi 5 yaitu:
1. Kodomo(untuk anak – anak)
2. Josei(wanita dewasa)
3. Sheinen(Laki –laki dewasa)
4. Shonen(remaja laki –laki)
5. Shojo(remaja prempuan)
Di Indonesia, manga diterbitkan oleh elex media computindo dan gramedia. Penerbit ini biasanya menerbitkan manga yang berjenis Seinen dan penyensoran yang dilakukan sangat ketat. Tetapi ada juga penerbit ilegal yang menerbitkan tanpa sensor atau sesuai dengan aslinya. Dalam membaca manga, masyarakat Indonesia mengalami kesulitan karena kita membaca dari kiri ke kanan tetapi dalam manga kita membaca dari kanan ke kiri. Kesulitan lain adalah karena masalah banyaknya seri manga yang harus dibeli jika kita ingin membaca mengikuti secara berurutan. Masalah ini dapat ditangani karena adanya website yang menyediakan komik manga secara gratis dan dapt diakses di mana saja. Contohnya : manga123.com, bacamanga.web.id dan mangastream.com

referensi:http://id.wikipedia.org/wiki/Manga

Senin, 22 November 2010

KEBUDAYAAN INDONESIA(KARAPAN SAPI)

Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.
Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang.
Macam-macam Kerapan Sapi
Kerapan sapi yang menjadi ciri khas orang Madura ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1. Kerap Keni (kerapan kecil)
Kerapan jenis ini pesertanya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari. Bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.

2. Kerap Raja (kerapan besar)
Perlombaan yang sering juga disebut kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.

3. Kerap Onjangan (kerapan undangan)
Kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.

4. Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan)
Kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu, yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan.

5. Kerap jar-jaran (kerapan latihan)
Kerapan jar-jaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.

Kerapan sapi adalah salah satu jenis permainan rakyat yang banyak melibatkan berbagai pihak, yang diantaranya adalah: (1) pemilik sapi pacuan; (2) tukang tongko (orang yang bertugas mengendalikan sapi pacuan di atas kaleles); (3) tukang tambeng (orang yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas); (4) tukang gettak (orang yang menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat); (5) tukang tonja (orang yang bertugas menarik dan menuntun sapi); dan (6) tukang gubra (anggora rombongan yang bertugas bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi pacuan).
Lomba karapan sapi digelar di atas hamparan tanah lapang dengan panjang trek sekitar 100 meter dan lebar trek setengah dari panjangnya, sekitar 50 meter. Peraturan lomba tidak jauh berbeda dengan pacuan kuda, sang joki harus memacu sapinya dari start hingga finis lebih cepat daripada pasangan sapi-sapi lain untuk menjadi pemenang. Umumnya satu kali putaran lomba terdiri dari tiga pasangan sapi yang dikendalikan tiga joki.

Joki atau tokang tongkok memegang peran penting dalam perlombaan karapan sapi. Meski umumnya sape keraptelah mendapat perawatan khusus, para joki tetap harus berusaha keras untuk membuat sapi mereka berlari kencang, tidak melulu bergantung pada tenaga sapi-sapi yang ditunggangi. Untuk itulah mereka membawa cambuk berpaku yang digoreskan di pantat sapi-sapi tunggangan mereka agar berlari kencang.
Selain itu, mereka harus pula pandai mengatur keseimbangan tubuhnya di atas keles. Jika sedikit saja kesalahan terjadi, akibatnya bisa fatal.
Primadona Salah satu kesenian tradisional Madura itu begitu populer dan menjadi primadona baik bagi kalangan orang Madura sendiri maupun masyarakat luar Madura. Karena itu, karapan sapi merupakan salah satu kesenian tradisional paling penting di antara kesenian lainnya, seperti sapi sonok dan saronen. Bisa dipastikan, setiap karapan sapi digelar, masyarakat selalu berbondong memadati arena. Risiko tertabrak sapi yang sedang berlari kencang bukan penghalang bagi mereka untuk datang. Karapan sapi memang perlombaan yang memiliki tingkat risiko tinggi, tidak hanya bagi penunggangnya, tetapi juga bagi para penonton yang berjejer di pinggir arena yang setiap saat harus siap menerima risiko diseruduk sapi yang lepas kontrol.

PRASANGKA DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME (BAB 10)

1. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Sikap yang negatif terhadap sesuatu, disebut prasangka. Walaupun dapat
kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam dalam pengertian positf.
Tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam dalam pengertian
negatif.Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak
juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi
perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadian dan intelekgensia, juga
faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.

Akan menjadi lebih riskan lagi apabila peristiwa itu menjalar lebih luas, sehingga
melibatkan orang-orang di suatu wilayah tertentu, yang diikuti dengan tidakantindakan
kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian
yang tidak kecil.
Contoh-contoh lain: Prasangka diskriminasi ras yang berkembang di
kawasan Afrika Selatan dan sekitarnya membuat kawasan ini selalu bergolak.
Konflik-konflik antarsuku, antar ras tak dapat dihindarkan. Lebih jauh antara
kelompok minoritas kulit putih dengan kekuasaan dan kekuatan bersenjata
yang lebih tangguh, saling baku hantam dengan kelompok mayoritas orangorang
kulit hitam. Tindak kekerasan di Afrika Selatan jelas-jelas merupakan
manifestasi dari pertentangan sosial yang berlarur-larut.


SEBAB-SEBAB TlMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
(a) Berlatar belakang sejarah.
Orang-orang kuli putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap
orang-orang Negro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa
orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus
sebagai budak. Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang Negro dewasa
ini cukup dapat dibanggakan, terutama dalam bidang olah raga, akan
tetapi prasangka terhadap orang-orang Negro sebagai biang keladi
kerusuhan dan keonaran belum sirna sampai dengan generasi-generasi
sekarang ini.
(b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio - kultural dan situasional.
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap
individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi
penurunan status atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh
pimpinan Perusahaan terhadap karyawannya.
Harta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta
itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal.
Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai
pejabat dan lain sebagainya.


DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGIIMENGHILANGKAN
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI.
a. Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi
warga negara Indonesia yang masih tergolong di bawah garis
kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial
anatar si kaya dan si miskin.
Melalui pelaksanaan program-program pembangunan yang mantap
yang didukung oleh lembaga-Iembaga ekonomi pedesaan seperti
BUUD dan KUD. Juga melalui program
Kredit Candak Kulak(KCK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
dan dalam sektor pertanian dengan program Intensifikasi
Khusus(Insus), Proyek Perkeb.unan Inti Rakyat(PIR), Juga Proyek
Tebu Rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan
dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor
perekonomian.

b. Perluasan kesempatan belajar.
Adanya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar
bagi seluruh warganegara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi
prasangka bahwa program pendidikan, terutama pendidikan tinggi
hanya dapat dinikmati oleh kalangan ma~yarakat menengah dan
kalangan atas.
Mengapa '? Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu di perguruan
tinggi memang mahaL disamping itu harus memiliki kemampuan
otak dan modal. Mereka akan selalu tercecar dan tersisih dalam
persaingan memperebutkan bangku sekolah. Masih beruntung bagi
mereka yang memi liki kemampuan otak. Jika dapat mencapai prestasi
tinggi dan dapat dipertahankan secara konsisten, beasiswa yang aneka
ragam itu dapat diraih dan kantongpun tidak akan kering kerontang.
Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara
Indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor
pendidikan cepat atau lambat akan hi lang lenyap.

c. Sikap terbuka dan sikap lapang.
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang datang dari
luar ataupun yang datang dari dalam negeri, semuanya akan dapat
merongrong keutuhan negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat
berikut sejumlah nilai yang melekat, merupakan basis empuk bagi
timbulnya prasangka, diskriminasi, dan keresahan.

2. ETNOSENTRISME
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan,
yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam
kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilainilai
yang terkandung dan tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Suku bangsa, ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka
sebagai salah ssesuatu yang prima, ~iil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan
sebaginya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki,
dipandang sebagai sesuatu yang kurang baik, kurang estetis, bertentangan
dengan kodrat alam dan sebagainya. Hal-hal tersebut di atas dikenal sebagai
ETNOSENTRISME, yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai-nilai
dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik,
mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan
membedakannya dengan kebudayaan lain.

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI bab 8

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang
terkadang harus dibayar lebih mahal.

Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses
karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya
ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan
universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga
tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan
oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal,
juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah
menerima kebenaran.


IImu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.


ini sikap ilmuwan dibagi
menjadi dua golongan :
I) Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai
kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.
2) Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam
penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral
atau nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui
ekses-ekses yang terjadi apabiia ilmu dan teknologi disaIahgunakan.
Nampaknya iImuwan goiongan kedua yang patut kita masyarakatkan
sikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan "pelacuran"
dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.



KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dB. (Emil Salim, Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai
inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental
dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
(1) persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan,
(2) posisi manusia dalam lingkungan sekitar, dan
(3) kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan,
dsb.;
b. tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal
usaha:
c. tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar
karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan;
d. kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas self employed),
berusaha apa saja;
e. banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai
keterampilan.

Pola relasi dalam struktur
sosial ekonomi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pola relasi antara manusia (subjek) dengan sumber-sumber kemakmuran
ekonomi seperti alat-alat produksi, fasilitas-fasilitas negara, perbankan,
dan kekayaan sosial. Apakah ini dimiliki, disewa, bagi-hasil, gampang
atau sulit bagi atau oleh subjek tersebut.
b. Pola relasi antara subjek dengan hasil produksi. Ini menyangkut masalah
distribusi hasil, apakah memperoleh apa yang diperlukan sesuai dengan
kelayakan derajat hidup manusiawi.
c. Pola relasi antara subjek atau komponen-komponen sosial-ekonomi dalam
keseluruhan mata rantai kegiatan dengan bantuan sistem produksi.
Dalam hal iniadalah mekanisme pasar, bagaimana posisi dan peranan
manusia sebagai subjek dalam berfungsinya mekanisme tersebut.

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT ISD BAB VI

PELAPISAN SOSIAL
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri
dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen
yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya
kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau
terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang
sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan
sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya
mempunyai gejala yang sarna.
Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu
tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat
dari kenyataan, bahwa :
a. manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
b. individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan
(berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.
Setelah itu kita mengerti bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang selalu mengalami perubahan sosial. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sarna menurut ukuran masyarakatnya,
dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut
atau primida, di mana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini
menyempit ke atas.
B. PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK SOSIAL
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis
kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno.
Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada
kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini perlu diingat bahwa ketentuan-ketentuan
tentang pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan, semata-mata adalah ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri. Kita lihat saja misalnya kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan kedudukan laki-laki di Minangkabau. Di Jawa kekuasaan keluarga di tangan ayah sedang di Minangkabau tidak demikian. Dalam hubungannya dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki cara sendiri-sendiri.
Di Irian misalnya atau di Bali, wanita harus lebih bekerja keras daripada
laki-laki. Di dalam organisasi masyarakat primitif pun di mana belum mengenai
tulisan. pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk
sebagai berikut :
1) adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaanpembedaan hak dan kewajiban
2) adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak Istimewa;
3) adanya pemimpin yang saling berpengaruh;
4) adanya orang-orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hukum (cutlaw men);
5) adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri;
6) adanya pemhedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi
Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif. Apa yang sesungguhnya adalah kelompok ekonomi yang
tersusun atas dasar ketergantungan yang timbal balik dan individu-individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian-bagian yang lebih kecil daripada suatu kelompok yang memiliki sistem perdangangan dan barter satu sarna lain. Gradasi itu dapat kita lihat misalnya : multi dari memilih modal yang kaya sampai kepada buruh yang termiskin; dari presiden kepada lurah, dari jenderal sampai kepada prajurit dan sebagainya yang semuanya itu menunjukkan sebagaia jenjang-jenjang dan gradasi sosial yang
menunjukkan walaupun di dalam sistem demokrasi yang paling mutakhir pun ada pelapisan masyarakat.
C. TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhanmasyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. pengakuan-pengakuan
terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan keuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara horisontal. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat
misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain. Pendek
kata di dalam organisasi formal. Di dalam sistem organisasi yang disusun
dengan cara ini mengandung dua sistem, ialah :
1) Sistem fungsional; merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sarna dalam kedudukan yang
sederajat, misalnya saja di dalam orgaanisasi perkantoran ada kerja sama
antara kepala-kepala seksi dan lain-lain.
2) Sistem skalar: merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau
jenjang dari bawah ke atas (vertikal).
D. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA.
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi :
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
Di dalam sistem ini permindahan anggota masyarakat ke lapisan yang
lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada halhal
yang istimewa. Di dalam sistem yang demikian itu satu-satUIlya jalan
untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat
adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di
India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta.
2) Sistem pe/apisan masyarakat yang terbuka
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki
kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan
yang di atasnya.
Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam
masyarakat di Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk
menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu.
E. BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL.
Bentuk konkrit daripada Pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada
sementara sarjana yang meninjau bentuk pelapisan masyarakat hanya berdasar
salah satu aspek saja misalnya aspek ekonomi, atau aspek politik saja, tetapi
sementara itu ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran secara
komprehensif. Selanjutnya itu ada yang membagi pelapisan masyarakat ke dalam jumlah
yang lebih sederhana (misalnya membagi hanya menjadi dua bagian).
Sementara itu ada pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).
Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini :
I) Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower
class).
2) Masyarakat terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas (upper class), kelas
menengah (middle class), dan kelas ke bawah (lower class).
3) Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas (upper class), kelas
menengah (middle class), kelas menengahke bawah (lower middle class)
dan kelas bawah (lower class).
Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah jumlah orangnya
daripada kelas menengah, demiian seterusnya semakin tinggi golongannya
semakin sedikit jumlah orangnya. Dengan demikian sistem pelapisan
masyarakat itu mengikuti bentuk piramid.
Bilamana digambar kurang lebih berbentuk sebagai berikut :
Gambar I :
Upper class
Lower class
Upper class :
Middle class :
Lower class :
Upper class
Upper middle class:
Middle class
Lower middle class:
Lower class
2. KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada
umumnya adalah timbal balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota
masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat
maupun terhadap pemerintah dan negara. Beberapa hak dan kewajiban penting
ditetapkan dalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban asasi.
Untuk dapat melaksanakana hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa
takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan ini adalah
pemerintah yang kuat dan berwibawa. Di dalam susunan negara modern hakhak
dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undangundang
dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sarna
pada setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua orang mempunyai
kesamaan derajat dan ini dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini
terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan.
Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.

Jumat, 19 November 2010

Rangkuman ISD BAB IV "Pemuda dan Sosialisasi"


1.       MASA REMAJA
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak – anak dengan masa dewasa. Pada masa ini psikologis anak sangat problematis karena memungkinkan mereka berada pada masa anomi yaitu masa tanpa norma dan hukum. Jadi sering ditemukan perilaku menyimpang pada masa ini. Hal ini terjadi karena perbedaan antara norma dalam keluarga dengan norma di luar lingkungan keluarga. Remaja dalam keadaan seperti ini akan mencari pegangan norma lain agar dapat menghilangkan kebingungan itu. Dalam keadaan bimbang seperti ini, remaja biasanya akan mencari semua informasi tanpa seleksi teerlebih dahulu sehingga remaja sangat mudah dipengaruhi terutama oleh media massa. Menurut Enoch Markum, berpendapat agar orang dewasa tidak menganggap setiap youth culture adalah counter culture dan remaja harus diberikan kesempatan berkembangan dan berpendapat. Enoch menawarkan 2 jalan keluar yaitu mengaktifkan fungsi keluarga dan kembali pada pendidikan agama.
2.       PERAN MEDIA MASSA
Seperti yang dikatakan tadi bahwa dalam masa remaja, remaja akan cenderung melahap semua informasi sesuai keinginan mereka. Oleh karena itu, remaja harus dibekali dengan keterampilan berinformasi seperti dalam kemampuan memilih menemukan, memilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi. Keterampilan ini sebaiknya diberikan pada pendidikan di sekolah. Di samping itu orang tua harus membimbing anak mereka dalam mengkonsumsi media massa. Jadi media massa diharapkan untuk memberikan informasi yang terpercaya, mendidik, dan mengandung nilai kemanusiaan agar dapat menuntun remaja ke arah yang lebih baik.
3.       PEMUDA
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Proses kehidupan yang dialami oleh pemuda  di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat akan membawa pengaruh yang besar pula dalam menentukan sikap untuk dapat hidup di masyarakat.  Proses itu dinamakan dengan sosialisasi. Jika sosialisasi berjalan dengan baik maka akan menghasilkan pemuda yang berkualitas. Pemuda adalah makhluk sosial , yaitu tidak dapat hidup sendiri dan harus menyesuaikan dengan norma yang ada agar pemuda dapat mengatur kebebasan mereka(tidak bebas sebebas-bebasnya). Sehingga dengan begitu dapat menghasilkan pemuda berkualitas dan bertanggung jawab. Contoh sosialisasi yang baik adalah dalam dunia pendidikan. Jadi keragaman pemuda Indonesia sangat ditentukan oleh pendidikan. Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia dibedakan menjadi:
Masa bayi ( 0 – 1 tahun)
Masa anak (1 – 12 tahun)
Masa Puber  (12 – 15 tahun)
Masa Pemuda (15 – 21 tahun)
Masa dewasa (21 tahun keatas)
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya
1.      Golongan anak : 0 – 12 tahun
2.      Golongan remaja : 13 – 18 tahun
3.      Golongan dewasa : 18-21 tahun keatas (telah memiliki kematangan pribadi dan boleh bekerja)
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun. Mereka merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi 2:

1.     Berdasar pada usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada kategori ini pemuda dapat dibedakanmenjadi
a.       Pemuda  pembangkit  adalah pemuda yang membuka kejelasan dari suatu masalah sosial sehingga masalah itu menjadi lebih dimengerti masyarakat. Jadi secara tidak langsung mengubah struktur masyarakat ke arah yang lebih baik.
b.      Pemuda nakal adalah pemuda yang tidak membawa perubahan terhadap masyarakat karena mereka hanya memanfaatkan masyarakat untuk keuntungan diri mereka sendiri. Mereka hanya menjadi beban dalam masyarakat.
c.        Pemuda radikal adalah pemuda yang ingin mengubah masyarakat dengan cara kekerasan

Kamis, 11 November 2010

Pengalaman dalam Keluarga


Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Saya tinggal bersama orang tua, saudara, dan kakek nenek saya. Di dalam keluarga, misal dalam hal kecil ketika kita mengambil barang lalu saya tidak meletakkan kembali maka orang tua saya memberitahu agar saya meletakkan kembali pada tempatnya. Dalam hal ini saya dapat memetik bahwa jika kita melakukan sesuatu, apapun itu kita harus berani bertanggung jawab. Saya selalu ingat akan ucapan nenek saya jika ingin pergi kita harus berpamitan dulu entah ada siapapun di rumah dan menurut saya dengan berpamitan, kita telah belajar menghormati orang lain. Nenek adalah orang yang paling saya sayangi. Kakek dan nenek saya sangat baik pada cucu – cucuya. Kakek saya adalah orang yang membuat saya belajar memakai garpu. Beliau selalu memakai garpu jika makan dan orangnya keras tetapi sebenarnya dia baik. Kita semua tahu kalau kita tidak boleh melihat orang dari luarnya saja. Orang tua saya selalu mengajari saya agar selalu berdoa sebelum melakukan apapun dan mereka mnegatakan bahwa kita harus selalu bersyukur pada Tuhan apapun yang terjadi. Oleh karena itu, orang tua saya selalu bekerja keras demi kami sekeluarga. Tetapi meskipun selalu bekerja, orang tua saya meluangkan waktu agar bisa bersama keluarga karena menurut saya jika orang tua dan anak tidak pernah berkumpul maka akan menjadi seperti keluarga broken home. Dan tanpa ada hubungan yang baik antara orang tua dan anak, maka orang tua tidak akan bisa mengontrol anak, dan anak tidak menghormati orang tua mereka. Di rumah saya juga membantu orang tua dan kakek nenek saya meskipun jarang tapi yang penting bisa membantu mereka, mereka sudah senang. Kadang saya membantu mama dan nenek saya membuat kue atau membantu ayah dan kakek saya mengangkat barang – barang. Dari situ saya dapat menyimpulkan bahwa dalam keluarga kita harus bekerjasama, karena tanpa kerjasama sebuah keluarga tidak akan dapat berkembang. Begitu juga dalam kehidupan di luar keluarga kita juga harus bekerjasama missal dengan teman untuk mencapai tujuan yang baik. Waktu saya masih kecil saya adalah anak pemalu jadi jika saya diberi sesuatu oleh seseorang maka saya lebih memilih tidak menerimanya karena saya malu untuk mengucapkan terimakasih. Akhirnya saya pernah dimarahi dengan orang tua saya. Tapi berkat itu saya menjadi berani mengucapkan kata terimakasih yang sangat besar maknanya. Karena kata itu merupakan cara kita menghargai orang yang telah memberi atau melakukan sesuatu untuk kita. Mungkin itu yang bisa saya bagi tentang pengalaman hidup saya di keluarga. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan.

Jumat, 05 November 2010

TUGAS ISD BAB III" INDIVIDU,KELUARGA DAN LINGKUNGAN "


TUGAS KELOMPOK ISD KELAS 1IA17
 WAWAN HERMAWAN
TEODORUS ANDRYAN GUNAWAN
REZA PAHLEVI
MUHAMMAD IQBAL
IBNU ANTIKO
DWI FITRIANTO

INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

1. Pertumbuhan Individu

Individu berasal dari bahasa latin, individuum yang berarti yang tak terbagi. Individu adalah kesatuan paling kecil yang terbatas. Biasanya dalam ilmu sosial, paham tentang individu meliputi tabiat dengan kehidupan jiwa yang majemuk yang memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Jadi individu merupakan sebutan untuk manusia perseorangan. Tabiat individu yang berbeda – beda dipengaruhi dari bawaan serta lingkungan. Faktor lingkungan berasal dari luar seperti agama, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan lain - lain. Dan faktor bawaan adalah faktor yang berasal dari dalam yaitu kepribadian dari seseorang atau watak dan sifat tertentu yang akan aktif di tengah – tengah masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki peranan khas di dalam lingkungan dan mempunyai kepribadian serta tingkah laku. Dalam individu memiliki 3 aspek yaitu aspek jasmani organik, aspek psikis-rohani, dan aspek social kebersamaan. Ketiga aspek ini saling mempengaruhi. Jadi jika salah satu aspek terganggu maka akan member dampak pada aspek lain. Makna manusia menjadi individu apabila tingkah lakunya hamper identik dengan tingkah laku masyarakat yang bersangkutan. Kita dapat meningkatkan ciri – ciri individualitas dengan proses individualitas atau aktualisasi diri. Menurut pola pribadinya dalam bertingkah laku, individu ada 3 kemungkinan yaitu menyimpang dari norma, takluk pada kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti pahlawan atau pengacau. Menentukan titik optimum antara 2 pola tingkah laku akan memberi konotasi matang atau dewasa dalam konteks sosial. Jadi sebelum baik atau tidak baik perilaku individu adalah relatif.

Untuk mencapai kematangan, individu harus melalui proses pertumbuhan. Ada 3 pendapat mengenai pertumbuhan yaitu :

a. Asosiasi
b. Psikologi Gestalt
c. Sosiologi

Asosiasi adalah terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman melalui panca indra yang menimbulkan sensasi dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan refleksionis.

Menurut Gestalt, proses pertumbuhan adalah proses diferensiasi yang berarti keseluruhan lebih dulu ada kemudian menyusul bagian – bagiannya. Jadi pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan – lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian lingkungan.
Menurut aliran sosiologi, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat asosial menjadi sosial kemudian disosialisasikan.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :

1. Pendirian Navistik = pertumbuhan individu ditentukan oleh faktor keturunan. Contoh :
a. Seks
b. Ras
c. Lingkungan Internal
d. Intelegensi
e. Hormon
f. Emosi,

2. Pendirian Empiristik dan Environmentalistik = pertumbuhan individu ditentukan oleh faktor lingkungan.
a. Pelayanan Kesehatan yang Ada di Sekitar Lingkungan

3. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme = pertumbuhan individu ditentukan oleh interaksi individu dengan lingkungan

4. Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
a. Masa vital
b. Masa estetik
c. Masa intelektual
d. Masa remaja(masa praremaja, masa remaja, usia mahasiswa)

2. Fungsi – Fungsi Keluarga

Keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil sekaligus merupakan suatu kelompk kecil dalam masyarakat dan lebih sering dikenal primary group. Kelompok ini yang melahirkan individu dengan berbagai macam kepribadian ke dalam masyarakat. Jadi keluarga tidak hanya penerus keturunan tapi juga memberi kepribadian dalam diri suatu individu. Keluarga bisanya terdiri dari suami, istri, dan anak – anak. Anak – anak kemudian berkembang menjadi individu yang kemudian akan membentuk keluarga sendiri. Untuk membentuk anak –anak yang berkepribadian baik maka keluarga harus mendidik dengan baik. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh keluarga itu. Macam – macam funsi keluarga:

a. Fungsi biologis (fungsi agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan perkawinan bagi anaknnya).

b. Fungsi pemeliharaan (fungsi agar keluarga melindungi anggotanya dari gangguan – gangguan).

c. Fungsi ekonomi (fungsi agar keluarga dapat mencukupi kebutuhan anggota keluarga).

d. Fungsi keagamaan (fungsi agar keluarga menjalankan ajaran agama dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa).

e. Fungsi sosial (fungsi agar keluarga mempersiapkan anaknya mengenal nilai dan sikap masyarakat sekitar).